Budidaya Cacing Sutra

Cacing sutra merupakan hewan yang banya dicari oleh penggemar ikan hias dan para pembenih ikan. Kandungan gizi cacing sutra yang terdiri dari 57% protein dan 13% lemak menjadikan benih ikan tumbuh lebih cepat jika dibandingkan makanan buatan. Selain itu cacing sutra juga dipercaya dapat meningkatkan kualitas warna pada pada berbagai macam ikan hias. Dibandingkan dengan artemia harga cacing sutra lebih murah sehingga menjadi pilihan bagi pembibitan ikan. Peluang usaha budidaya cacing sutra ini terbuka lebar , mengingat sebagian besar pasokan cacing sutra adalah dari tankapan alam. Pada musim penghujan cacing sutra sangat sulit ditemukan di alam.

Usaha budidaya cacing sutra ini sebenarnya dilakukan untuk menjawab permintaan pasar yang masih sangat kurang persedianya. Jika cacing sutra bisa dibudidayakan secara maksimal, maka usaha pembenihan ikan tidak perlu susah-susah mencari cacing sutra yang langka. Untuk pemasaran cacing sutra biasanya dijual dalam bentuk fresh dan bisa dijual dalam bentuk cacing beku. Penjualan cacing sutra dalam bentuk beku akan meminimalkan resiko tercampur mikroorganisme berbahaya bagi ikan dan bisa awet disimpan dalam jangka waktu lama.

Habitat Hidup Cacing Sutra

Hal penting yang perlu difahami dalam usaha budidaya cacing sutra adalah mengenali habitat hidup asli cacing sutra. Cacing sutra banyak ditemukan pada selokan, parit, saluran air dan tempat-tempat sejenis itu yang mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga, limbah pasar yang mengalir ke saluran pembuangan.

Cacing sutra akan hidup dan berkembang dengan baik pada lokasi tersebut dalam kondisi air yang tergenang namun tidak mengalir dengan deras. Pada media yang memiliki kandungan oksigen terlarut 2-5 ppm, Cacing sutra akan berkembang dengan cepat. Selain itu kondisi yang diperlukan adalah kandungan amonia.

Langkah Usaha Budidaya Cacing Sutra

Usaha Budidaya cacing sutra bisa dilakukan dengan mengunakan bak semen, bak terpal atau media yang lain. Yang penting cacing sutra tidak bisa meninggalkan tempat untuk budidaya. Untuk ukuran bisa menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Tempat untuk budidaya cacing sutra diberi air dan lumpur yang halus, diusahakan yang memiliki kandungan makanan bagi cacing sutra yang cukup. Media ini bisa diisi dengan limbah kolam lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi atau bahan lain yang sudah sarat dengan bahan-bahan organik yang diperlukan cacing sutra.



Setelah media budidaya dimasukkan lalu diaduk-aduk hingga semua bercampur.Langkah selanjutnya adalah pengendapan selama 3-5 hari. Pastikan setelah lumpur mengendap, permukaan lumpur rata, jika belum rata , diratakan dengan alat atau kayu. Setelah lumpur mengendap dan permukaan rata, upayakan ketinggian air dari permukaan lumpur sekitar 5-10 cm.

Setelah media untuk budidaya cacing sutra siap dan lumpur halus, langkah selanjutnya adalah penebaran benih cacing sutra. Yang penting diperhatikan dalam penebaran ini adalah kepadatan tebar indukan cacing sutra. Kepadatannya kira-kira 1 liter induk cacing sutra ditebarkan pada 30m2 kolam untuk budidaya.

Langkah selanjutnya dalah perawatan bibit cacing sutra. Selama masa perawatan cacing sutra, kolam dialiri air dengan debit yang kecil, namun ketinggian air harus dijaga pada 5-10 cm. Pada masa pemeliharaan ini perlu diulangi pemberian air buangan limbah lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi dengan EM4.

Pada usia penebaran 10 hari, bibit cacing sutra sudah mulai tumbuh halus dengan nampak seperti benang merah yang ada di permukaan lumpur. Cacing sutra bisa dipanen dalam waktu 2 sampai 3 bulan. Pemanenan cacing sutra juga bisa dilakukan bertahap sekaligus mengurangi kepadatan dan memberi kesempatan yang lain untuk tumbuh.

Ciri-ciri jika cacing sutra siap dipanen adalah apabila lumpur dipegang akan terasa kental. Cara memanennya adalah dengan menaikkan ketinggian air menjadi sekitar 50-60 cm. Pada kondisi ini cacing sutra akan cenderung naik sehingga mudah untuk dipanen. Waktu pemanenan adalah pagi dan sore hari saat cuaca tidak terlalu panas. Lumpur diaduk-aduk kemudian dimasukkan dalam baskom untuk selanjutnya dicuci dan dibersihkan dengan saringan.

Setelah cacing sutra dibersihkan langkah selanjutnya adalah pemberokan dengan waktu 10-12 jam. Langkah pemberokan cacing sutra ini dilakukan agar cacing sutra bebas dari mikroorganise berbahaya bagi ikan hias atau benih ikan. Setelah bersih cacing sutra siap untuk dijual.
Selamat Mencoba.

Sumber :
http://galeriukm.com/agrobisnis/budidaya-cacing-sutra
readmore »»  

Peluang menjanjikan dari budidaya cacing sutra

Cacing sutra merupakan salah satu pakan favorit ikan, terutama ikan air tawar. Cacing ini memiliki kandungan gizi dan protein tinggi, sehingga mampu mempercepat pertumbuhan ikan.

Maraknya pengembangan budidaya ikan mendorong tingginya permintaan cacing sutra. Tak heran, banyak orang kini tertarik mengembangkan usaha budidaya cacing yang memiliki nama latin tubifex ini.

Salah seorang pebudidaya cacing sutra adalah Aris asal Yogyakarta. Ia sudah membudidayakan cacing sutra sejak tahun 2009. "Budidaya cacing sutra masih menggiurkan karena banyak permintaan dari para pebudidaya ikan," ujarnya.

Aris memiliki lima kolam budidaya cacing sutra. Masing-masing kolam memiliki ukuran 3 meter (m) x 3 m. Dalam sebulan, ia bisa memanen cacing sutra sebanyak dua kali.

Setiap panen bisa menghasilkan 180 liter hingga 300 liter cacing sutra. Cacing tersebut dijual seharga Rp 45.000 per liter. Namun, kadang harga bisa di bawah itu, tergantung harga pasar. "Harga cacing ini memang fluktuatif," ujarnya.

Aris bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta per bulan. Sebagian besar pelanggannya berasal dari daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

Menurut Aris, sebagian besar konsumennya merupakan para pebudidaya ikan air tawar. Kadang, ia juga kerap mendapatkan pesanan dari pemasok pakan ikan. Tapi, jumlahnya tidak setinggi permintaan dari para pebudidaya ikan.

Sukses beternak cacing sutra juga dirasakan Masturo di Jakarta. Sebelum terjun ke usaha ini, ia membudidayakan ikan lele. Dari budidaya lele inilah ia melihat tingginya permintaan cacing sutra.

Sejak itu, ia tertarik membudidakan cacing sutra. Masturo membudidayakan cacing sutra dalam tiga kolam yang masing-masing berukuran 3 meter (m) x 6 m.

Menurut Masturo, cacing sutra memiliki kandungan protein yang tinggi, yakni sekitar 52%. Protein tinggi ini mendukung pertumbuhan ikan. Bentuknya yang kecil dan halus juga cocok dikonsumsi ikan, terutama ikan air tawar.

Karena biaya perawatan yang relatif murah, Masturo menjual satu liter cacing sutra dengan harga yang murah pula. Yakni, hanya Rp 20.000 per liter. Dalam sehari, ia bisa menjual sebanyak 7 liter cacing sutra.

Maka, omzetnya saban bulan mencapai Rp 4 juta.Masturo memasarkan cacing sutra hasil budidayanya melalui media online. Kebanyakan pelanggannya berdomisili di Jakarta.

Sama seperti Aris, seluruh pelanggan Masturo merupakan pebudidaya ikan air tawar. "Mayoritas pelanggan saya dari Jabodetabek," ujarnya. Pelanggan tidak ada yang dari daerah jauh sebab cacing sutra memang tidak dikirim sampai berhari-hari.

Sumber :
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/peluang-menjanjikan-dari-budidaya-cacing-sutra-1/2012/11/21
readmore »»  

Teknis Budidaya Buah Manggis

Asal-usul tanaman mangis
Tanaman manggis berasal dari daerah semenanjung Malaysia. Pusat sumber plasma nutfah di Kalimantan timur dan Malaysia. Daerah persebarannya Myanmar, kamboja, Thailand dan Filipina.

Manggis
Nama Latin: Garcinia Mangostana L
Famili: Guttiferae

Sifat Botani
Manggis merupakan pohon hutan. Sosoknya tidak terlalu tinggi, sekitar 20 m. Mahkota daun tampak indah menyerupai setengah kerucut. Daunnya lebar dan tebal. Batang dan cabangnya umumnya tidak rata, tetapi banyak benjolan. Bunganya besar, kelopaknya tebal berwarna hijau terdiri dari 4 helai. Putiknya bercabang 4-8 yang tetap melekat pada ujung buah. Buah yang telah matang berwatna merah kecoklatan dengan bekas kepala putik, tetapi yang menjadi biji umumnya hanya 1-3 buah saja.
Setiap biji dibalut dengan daging buah yang merupakan arilod berwarna putih bersih yang segar rasanya. Setiap biji yang besar mempunyai ruas-ruas yang masing-masing mempunyai potensi untuk tumbuh.

Biji apomiksis tersebut dapat terjadi dari tiga macam sel yakni:
1).Sel telur haploid yang melipatkan diri menjadi diploid atau sel telur yang sudah diploid karena induknya tetraploid atau sel telur diploid yang melipatkan diri menjadi tetraploid.
2).Sel polar (sel fusi) yang diploid atau tetraploid tergantung induknya.
3).Sel integumentum yang membungkus biji yang bersifat diploid atau tetraploid tergantung induknya.

Kegunaan Manggis
Kayu pohon manggis tidak biasa digunakan sebagai bahan bangunan. Namun, kulitnya dapat digunakan untuk ramuan obat tradisional penyakit perut. Kulit buahnya mengandung zat kimia yang bersifat antibiotic dan dapat pula digunakan sebagai bahan membuat cat antikarat. Tumbukan kulit buah manggis bila dioleskan pada tangkai manggar (Seludang) dapat merangsang keluarnya cairan nira lebih banyak pada penyadapan kelapa, sedangkan buah manggis merupakan buah yang sangat lezat sekali untuk dikonsumsi.

Agroekologi Tanaman Manggis
Tanaman manggis dapat hidup pada dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl yang mempunyai iklim basah. Curah hujan antara 1.500-3.000 mm pertahun dan merata sepanjang tahun. Suhu udara rata-rata 20-30 derajat celcius, Ph tanah 5-7, tetapi lebih toleran pada Ph Rendah di lahan gambut. Daunnya peka sekali terhadap pancaran sinar matahari langsung. Di daerah yang iklimnya agak lembab sampai agak kering , tanaman manggis masih mampu hidup, asalkan air tanahnya agak dangkal untuk di iklim basah. Bibit yang baru dipindahkan di kebun harus diberi naungan, jika tidak hidupnya akan merana dan daunnya akan terbakar.

Perbanyakan Tanaman
Tanaman yang diperbanyak dengan biji umumnya mulai berbuah pada umur sekitar 8-15 tahun. Perbanyakan yang dianjurkan dengan enten (sambung pucuk) dan penyusuan (perbanyak vegetative). Sebagai batang bawah dilakukan semai biji manggis yang telah berumur 1-2 tahun. Sebagai batang atas digunakan pucuk tunas samping yang daunnya mulai menua. Bibit vegetative bukan dari biji, mulai berbuah umur 5-6 tahun.
Perbanyak tanaman dengan okulasi tidak dianjurkan karena tingkat keberhasilannya sangat kecil dan hasilnya rendah sekali. Perbanyak dengan kultur jaringan dari potongan biji mempunyai harapan yang baik.

Varietas Unggul Manggis
Varietas unggul manggis yang telah dilepas adalah kaligesing (purworejo). Namun karena manggis dianggap monoclonal maka pelepasan varietas unggul local yang lain masih perlu pertimbangan yang matang.

Budidaya Tanaman Manggis
Ditanam menjelang musim hujan pada lubang ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm . Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg per lubang. Bibit yang tumbuh condong perlu diberi tongkat penegak, sedangkan bibit yang baru dipindah perlu diberi naungan dengan daun kelapa atau jerami. Pupuk buatan 60 gram + 50 gram TSP + 25 gram KCl per pohon diberikan 4 kali dengan selang 3 bulan sekali pada tahun pertama.

Hama dan Penyakit
Hama yang sering muncul adalah ulat berbulu yang menyerang daun yang masih muda. Serangga pengisap Helopelthis antonii sering menusuk buah yang masih muda sehingga menyebabkan keluarnya getah kuning pada kulit buah dan bagian dalam buah. Penyakit yang biasa timbul ialah hawar daun atau daun kering kecoklatan yang disebabkan cendawan Pellicularia koleroga dan kanker batang oleh cendawa Zignoela Garcinae yang mengakibatkan batang pohon berbenjol-benjol. Semprotan insektisida Bayrusil 0,2 % dapat mencegah serangan ulat dan serangga pengisap.

Panen dan Hasil Panen
Buah mangga dipetik setelah berwarna merah kehitaman, kira-kira nerumur 120 hari setelah bunga mekar setelah 25 hari sejak munculnya bunga sebesar kelereng. Buah harus dipanen satu persatu dengan memotong tangkainya karena matangnya tidak bersamaan.

Manggis yang telah dipanen harus diangkut hati-hati , tidak boleh jatuh atau berbenturan karena dapat menimbulkan memar dan warna coklat pada buah. Buah dipilih, buah yang kotor atau buah yang berukuran kecil disingkirkan. Buah yang memenuhi standar kelas super beratnya 6-8 buah per kilogram.

Sumber :
http://budidayanews.blogspot.com/2011/04/teknis-budidaya-buah-manggis.html
readmore »»  

Cara Ternak Cacing Sutra

Cacing sutera (Tubifex), sering juga disebut cacing rambut atau cacing darah merupakan cacing kecil seukuran rambut berwarna kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm, dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik.

Cacing ini hidup berkoloni di perairan yang kaya akan bahan organik. Di dalam tubuh cacing sutera terkandung kira-kira 57% protein dan 13% lemak, yang oleh karena itu merupakan pakan yang baik untuk ikan, tidak terkecuali ikan yang dipelihara manusia seperti lele atau ikan hias.

Habitat
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm.
Nah seperti hewan air laen maka ketersediaan air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Nah langsung aja parameter optimal cacing sutra :
• pH : 5,5 - 8,0
• Suhu : 25 – 28 C
• DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
• Amoniak : <3,6
Cacing sutra merupakan hewan hermaprodit yang berkembang biak lewat telur secara eksternal. Telur yang dibuahi oleh jantan akan membelah menjadi dua sebelum menetas.

Bahan organik yang baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam, dedak (bekatul) dan lumpur.

Berikut teknik budidaya cacing sutra:

1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Catatan : Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan membawa bakteri patogen.

2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.

3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.

Cara bikin pupuknya :
• Siapkan kotoran ayam, jemur 6 jam.
• Siapkan bakteri EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Cari di toko pertanian atau toko peternakan atau balai peternakan.
• Aktifin dulu bakterinya. caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air trus diemin kurang lebih 2 jam.
• Campur cairan itu ke 10kg tokai yang dah di jemur tadi, aduk hingga rata.
• Trus masukin ke wadah yang ketutup rapet selama 5 hari
Kenapa harus fermentasi? Karena dengan fermetasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naek sampai 2 kali lipat

4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.

5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik

6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi, membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.

Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan cacing sutra ini.
Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam pembudidayaan cacing sutra.
• Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30 cm. Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
• Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
• Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik. Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
• Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan dan benda-benda keras lainnya.
Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
• Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
• Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
• Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semua bagian.
• Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
• Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
• Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
• Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
• Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
• Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
• Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.

7. Panen
Cacing Bisa dipanen setelah 8-10 hari.

Sumber :
http://budidayanews.blogspot.com/2011/03/cata-ternak-cacing-sutera.html
readmore »»  

Menanam Tanaman Sambung Nyawa

Tanaman sambung nyawa dalam polybag

Tanaman sambung nyawa (Gynura procumbens) atau yang biasa disebut ngokilo (bahasa jawa) berasal dari daerah Afrika yang beriklim tropis, dan menyebar ke Srilangka, Sumatera dan Jawa. Tanaman ini tumbuh liar di pekarangan, ladang, semak, selokan dan tempat-tempat lain. Tanaman sambung nyawa dapat tumbuh dengan baik sampai ketinggian 500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini merupakan jenis tanaman perdu.

Sambung nyawa dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah vulkanik, tanah gambut dan tanah sedimentasi tua, asalkan cukup gembur. Tanaman ini baik ditanam pada musim peralihan antara hujan dan kemarau. Pengadaan bibit tanaman sambung nyawa bisa dilakukan dengan cara membeli bibit jadi maupun dengan pembibitan sendiri.

Pembibitan sendiri dilakukan dengan cara membuat stek batang atau stek pucuk. Pembibitan secara stek bisa dilakukan di dalam polibag maupun lahan terbuka. Pembibitan dalam media polibag umumnya dilakukan dengan menggunakan stek batang yang panjangnya 7 – 15 cm atau minimal memiliki 3 ruas dan daunnya sudah dipotong. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, stek batang bisa direndam dalam air kelapa. Bahan media tersebut menggunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1 : 1.

Ukuran polibag yang digunakan cukup kecil saja, berdiameter 15 cm atau 20 cm diisi sampai memenuhi 90% ketinggian polibag. Penanaman tidak boleh dilakukan dengan langsung menusukkan stek batang pada tanah, tapi harus dibuat lubang kecil dulu.

Pada saat awal penanaman, sambung nyawa tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari sampai satu bulan pertama. Penyiraman dapat dilakukan sekali sehari dengan melihat kondisi media, bila tanah kering sebaiknya disiram, bila tanah basah penyiraman tidak perlu dilakukan. Tiga minggu kemudian setelah daun tumbuh 4 – 6 helai, tanaman sudah bisa dipindahkan ke lahan terbuka.

Bila pembibitan dilakukan pada lahan, prinsip yang digunakan sama seperti pembibitan pada polibag menggunakan stek batang dengan panjang 10 – 15 cm dan ditanam dengan membuat lubang tanam terlebih dahulu.

Tanaman sambung nyawa di ladang perkebunan

Penanaman mulanya dilakukan pada lahan yang berukuran lebih kecil dengan jarak kira-kira 8 cm dalam barisan dan 12 cm antar barisan. Kemudian tanaman sambung nyawa yang sudah memiliki 4 – 6 daun sempurna bisa dipindahkan ke lahan yang lebih luas dengan dicongkel tanamannya beserta tanahnya. Selain itu, pemindahan juga bisa dilakukan pada pot maupun polibag yang lebih besar.

Kemudian, penyiraman dan pengairan dilakukan sehari sekali. Penyiraman dilakukan bila tanah dalam keadaan cukup kering. Pemupukan sambung nyawa dilakukan dengan menggunakan pupuk ZA secukupnya. Kenmudian bila ada tanaman pengganggu di sekitarnya, tanaman pengganggu tersebut harus dicabut.

Panen daun sambung nyawa dilakukan ketika tanaman sambung nyawa telah menghasilkan 10 daun. Daun sambung nyawa yang diambil adalah daun yang sudah tua tetapi belum menguning.

Tanaman Sambung Nyawa merupakan tanaman yang sangat mudah digunakan sebagai obat dan sangat mudah dalam hal pembudidayaannya sehingga dapat menjadi penolong bagi masyarakat yang terkena hipertensi yang jauh dari fasilitas kesehatan dan termasuk dalam golongan ekonomi rendah. Dengan tanaman ini, diharapkan kasus hipertensi baik di Indonesia dan dunia dapat dicegah bahkan berkurang, mengingat dampak dari penyakit ini yang sangat berbahaya bagi keberlanjutan hidup manusia. Fungsi tanaman sambung nyawa yang sejauh ini hanya untuk terapi kanker diharapkan juga dapat diteliti lagi untuk menemukan fungsi lain dari tanaman ini, sehingga memperkaya khasanah tanaman herbal terutama yang berada di Indonesia.

Sumber :
http://agromedia.net/essay/tanaman-sambung-nyawa-gynura-procumbens-sebagai-terapi-hipertensi-mudah-dan-murah-awal-baik-untuk-hidup-sehat.html
readmore »»  

Hot Pics - Cewek Bispak Desa





readmore »»  

Hot Pics - Mahasiswi Toket Super








readmore »»  

Hot Pics - Tante Montok Butuh Kehangatan




readmore »»  

Hot Pics - Pacar Seksi Mulus dan Toge





readmore »»  

Hot Pics - Sekretaris Nakal






readmore »»  

Hot Pics - Avi Narsis Pamer Toket



readmore »»  

Hot Pics - Lonte Lokal Yang Amoy





readmore »»  

Hot Pics - Foto Hot ABG Cantik Putih Mulus


















readmore »»